Di dalam Islam, keluarga adalah pondasi utama dalam keharmonisan masyarakat dan bangsa. Keluarga adalah komponen terkecil dari masyarakat yang mampu memberi pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan masyarakat dan bangsa dalam sebuah negara.

Kebaikan dari bangsa itu tergantung dari kebaikan dari keluarga-keluarga dalam untaian komponen masyarakat. Jika masing-masing keluarga memiliki kualitas yang bagus, maka bangsa itu pun akan menjadi bangsa yang bagus. Namun jika setiap keluarga terjadi masalah, maka bangsa itu pun bermasalah.


Dalam Islam, keluarga harus mendapatkan perhatian yang baik agar bisa menuju kebaikan secara bersama-sama. Dalam sebuah hadis disebutkan tentang anjuran untuk memperhatikan keluarga ini:

عَنْ أَبِي سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً فَظَنَّ أَنَّا اشْتَقْنَا أَهْلَنَا وَسَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا فِي أَهْلِنَا فَأَخْبَرْنَاهُ وَكَانَ رَفِيقًا رَحِيمًا فَقَالَ ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي وَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
Dari Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairits dia berkata; “Kami datang kepada Nabi Saw. sedangkan waktu itu kami adalah pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau bertanya tentang keluarga kami yang kami tinggalkan. Kami pun memberitahukannya, beliau adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat lembut. Beliau bersabda: ‘Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam kalian’.” (HR. Bukhari).
Keharmonisan keluarga adalah kunci utama dalam membangun keharmonisan sebuah bangsa. Rahmohan Ghandi mengatakan, “Keruntuhan keluarga telah melahirkan generasi yang lemah.” Mario Teguh mengatakan, “Keluarga adalah bentuk tertinggi dari kehidupan. 

Kenaikan dan kejatuhan negara-negara ditentukan oleh keberkahan atau kebusukan dari keluarga.” Oleh karenanya, perhatian penuh kepada keluarga adalah hal mutlak yang harus dilakukan demi terwujudnya bangsa yang makmur.

Ciri-ciri orang yang mencintai keluarganya adalah dia selalu bersabar dalam mendidik akhlak dan keimanan keluarganya. Salah satu bentuk perhatian kepada keluarga adalah dengan menunaikan tanggung jawab kepada keluarga. 

Kata bijak mengungkapkan, “Seorang yang bekerja keras untuk menunaikan tanggung jawab kepada keluarganya adalah bukti kasihnya kepada keluarganya.” 

Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. Al-Tahrim 66: Ayat 6).

Post a Comment