Semua orang pasti pernah mendengar kata jodoh, namun kita mungkin jarang mengetahui apa sih pengertian dari jodoh dan hakikat jodoh itu? Ya kali ini bersama kangdidik.com kita akan membahas tentang apa itu jodoh dan hakikat tentang jodoh itu sendiri.

Kalau kita merujuk pada kamus bahasa Indonesia, maka jodoh itu berarti  orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup. Jodoh juga biasa digunakan untuk kata-kata selain pasangan hidup, yaitu misalnya minum obat dan manjur, maka orang itu berarti berjodoh dengan obat yang dia minum.

Lalu apa sih sebenarnya definisi dari jodoh itu? Apakah jodoh itu berarti orang yang sudah menikah dengan kita, dimana jodoh itu ditandai dengan selesainya kalimat ijab dan qabul? Apakah dengan seseorang menikah dengan kita itu berarti jodoh yang sebenarnya?

Tapi kalau memang suami istri yang telah menikah adalah jodoh, apakah ketika mereka bercerai berarti mereka bukan jodoh? Apakah jodoh itu sekedar kecocokan yang bersifat sementara, dan jika sudah tidak cocok dan bercerai berarti gagal jodoh?

Pemahaman Tentang Jodoh

Kangdidik.com mau menengahi masalah ini. Bahwa orang yang berhasil menikah dengan pasangannya, itu berarti mereka adalah jodoh dengan arti yang sebenarnya, karena pernikahan itu tak dipaksakan dengan kesadaran masing-masing pasangan. Mereka adalah jodoh dalam arti yang hakiki, yaitu keduanya adalah pasangan yang cocok.

Namun sayangnya, hidup manusia itu tak semudah seperti apa yang manusia harapkan. Pasti ada masalah yang akan datang pada manusia, termasuk dalam hal jodoh. Perlu dicatat bahwa kecocokan dalam jodoh ketika sudah menikah itu adalah kecocokan baru permulaan saja.

Jodoh dalam pernikahan adalah awal mula dari proses untuk mencocokkan antara kedua pasangan itu. Selanjutnya bakalan ada proses-proses pencocokan yang jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan. Kalau kedua pasangan bisa bertahan dan berhasil melalui proses pencocokan dalam rumah tangga, maka keduanya akan berhasil. Sebaliknya jika tidak maka umur jodoh pun tak akan abadi, dan akhirnya, bisa tumbang.
Pengertian Jodoh Dan Hakikat Jodoh

Dalam berjodoh, kedua pasangan jodoh itu tak sepenuhnya sempurna seratus persen karena masing-masing pasangan pasti berbeda dengan pasangannya masing-masing. Walaupun sempurna dan terbaik pun belum tentu cocok dengan pasangannya. Ada kata bijak mengatakan, dua orang yang baik belum tentu menjadi jodoh yang baik. Oleh karenanya, sebagaimana kangdidik.com sebutkan sebelumnya, keduanya harus bisa cocok secara terus-menerus.

Jodoh Yang Hakiki

Nah, jodoh yang hakiki menurut kangdidik.com itu adalah jodoh yang bisa terus-menerus melalui proses pencocokan pasangan hingga akhir hayat kedua pasangan itu. Seorang suami bersama istrinya bisa disebut jodoh yang hakiki jika keduanya berhasil melalui beragam masalah dalam rumah tangga sehingga mereka berhasil hidup bersama hingga akhir hidup mereka, hingga detik-detik terakhir hayat mereka.

Menurut prespektif ini, kangdidik.com ingin mengatakan bahwa kalau orang menikah itu mereka adalah jodoh, namun ketika bercerai berarti mereka berpisah dengan jodohnya. Dan jika kedua pasangan bisa bersama hingga akhir hayat keduanya, maka mereka ini adalah jodoh yang hakiki, jodoh yang sebenar-benarnya.


Jodoh sebagaimana kangdidik.com singgung sedikit sebelumnya, tidak datang dengan sendirinya langsung cocok dan berjodoh. Tapi jodoh itu ada usaha untuk mencocokkan kedua pasangan. Mudah untuk mencari jodoh tapi yang sulit adalah bagaimana membuat jodoh kita itu adalah jodoh yang hakiki. Itulah arti jodoh yang hakiki menurut kangdidik.com

Lalu Ada Yang Tanya, Apakah Poligami Juga Jodoh?

Nah ini perlu pemahaman yang luas lagi tentang jodoh, bahwa jodoh itu tak melulu dua orang saja. Bahwa dalam agama memang diperbolehkan dalam berpoligami, maka ketika seseorang memutuskan untuk berpoligami, maka istri-istri yang dia miliki itu juga jodoh pastinya, sebagaimana apa yang kita pahami di atas. 

Arti Istilah Jodoh Haram

Ada istilah jodoh halal dan jodoh yang haram. Inti dari jodoh adalah cocok dengan pasangan. Dan dengan pengertian ini, jika dua orang berpasangan tanpa ada ikatan pernikahan saling cocok dan mencintai, maka jika kecocokan ini dijalani dengan hal-hal yang diharamkan dalam agama, maka bisa disebut bahwa keduanya adalah jodoh yang haram. 

Sebaliknya, jika kedua pasangan yang cocok ini kemudian meneruskan pada pernikahan, maka keduanya bisa disebut jodoh yang halal. Jadi jodoh sebenarnya tak terbatas pada ikatan pernikahan saja, karena inti dari jodoh itu sebenarnya ada pada kata kecocokan. Namun dengan adanya ikatan yang sah itu menunjukkan puncak dari kecocokan kedua pasangan manusia ini, karena dengan pernikahan, keduanya terikat untuk melakukan kewajiban dan mendapatkan haknya yang bisa melindungi kedua pasangan itu untuk bisa menjadi jodoh yang lebih hakiki.

Post a Comment