Jodoh adalah salah satu perkara ghaib yang hanya Allah saja yang tahu sampai seseorang menemukan jodohnya. Meskipun jodoh adalah perkara ghaib dan dipercayai sebagai takdir, namun seseorang juga memiliki kemampuan untuk memilih jodohnya. Jadi dengan berusaha sebenarnya jodoh itu adalah pilihan yang bisa diusahkaan, sehingga kita punya kemampuan untuk memilih jodoh kita sendiri sesuai dengan pilihan dan keinginan kita.

Namun bagaimana jadinya kalau ternyata jodoh kita adalah suami orang atau istri orang, alias sudah berjodoh dengan orang lain? Bagaimana seharusnya? Apa yang kita lakukan kalau ternyata jodoh kita adalah suami atau istri orang lain?

Sebenarnya dari pertanyaan ini ada hal yang kurang tepat, yaitu jodoh kita suami atau istri orang. Kalau sudah menjadi suami atau istri orang lain berarti dia adalah jodoh mereka dan bukan jodoh kita, benar kan? Nah mungkin yang dimaksud dengan pertanyaan bagaimana kalau jodoh kita suami orang atau istri orang lain adalah ketika kita mencintai istri atau suami orang lain, mungkin begitu kiranya.

Kenyataan semacam ini memang rumit, tapi dalam kehidupan sehari-hari kenyataannya memang ada. Bagaimana jika cinta seseorang ternyata bertumpu pada orang lain yang sudah menjadi jodoh orang lain? Bagaimana penjelasan keadaan semacam ini dalam agama Islam?

Jodoh Yang Diidam-idamkan Ternyata Jodoh Suami / Istri Orang Lain

Cinta memang hal yang tak bisa dipaksakan dan seringkali datang sendiri tanpa sebab. Cinta adalah boleh dan suci dan memang sudah menjadi karakteristik manusia. Namun bagaimana jika mencintai jodoh orang lain? Bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini?
Bagaimana kalau jodoh kita suami orang

Para ulama sepakat bahwa mencintai suami atau istri yang sudah menjadi jodoh orang lain adalah hal yang tidak baik. Hal ini karena bisa menyebabkan rusaknya hubungan rumah tangga dari orang yang dicintai itu. Padahal hubungan rumah tangga adalah hal yang diatur dan ditata dalam Islam agar umat Islam senantiasa menjaga rumah tangganya secara harmonis. Dan hadirnya orang yang mencintai itu dari luar rumah tangga bisa menyebabkan hancurnya rumah tangga.

Dalam hadis secara jelas disebutkan, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ خَبَّبَ عَبْدًا عَلَى أَهْلِهِ فَلَيْسَ مِنَّا، وَمَنْ أَفْسَدَ اِمْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Siapa yang menipu dan merusak (hubungan) seorang budak dengan tuannya, maka mereka bukanlah bagian dari kami. Dan siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya, maka dia bukanlah bagian dari kami.” (HR: Ahmad, Ibnu Hibban, dan lain-lain)
Dari hadis di atas sangat jelas sekali bahwa barang siapa yang mengganggu suami atau istri orang dengan sengaja dengan tujuan merusak rumah tangganya, maka ia bukanlah dari golongan Nabi Muhammad Saw., yaitu bukan golongan orang muslim. Naudzu bilalh min dzalik.

Para ulama berpendapat bahwa jika seseorang merusak rumah tangga orang lain, ia diperbolehkan meminta untuk dinikahi oleh sang suami dengan catatan mereka telah bercerai. Namun hal ini adalah perbuatan fasik atau rusak serta bermaksiat. Dan ia mendapatkan dosa yang sangat buruk yang akan ia pertanggungjawabkan dihadapan Allah. Pendapat ini bersumber dari pendapat para ulama Syafii. Adapun ulama madzhab Hanafi mengatakan bahwa perbuatan itu adalah perbuatan terburuk, sedangkan ulama Maliki mengatakan bahwa pernikahan selanjutnya itu adalah haram karena jalan yang ditempuh merupakan jalan yang buruk.

Lalu Bagaimana Kalau Orang Yang Kita Anggap Jodoh Itu Suami Atau Istri Orang?

Hendaknya jika seseorang mencintai atau menyukai orang yang telah menjadi jodoh orang lain hendaknya kita menyadari bahwa orang tersebut sudah menjadi suami orang. Dan ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan sebagai cara untuk mengatasi bagaimana jika seseorang mencintai seseorang yang sudah menjadi jodoh orang lain. 

Ingat Kalau Yang Dicintai Sudah Berkeluarga

Hal pertama yang perlu diingat jika seseorang menganggap bahwa orang yang ia anggap jodoh ternyata adalah suami atau istri orang, bahwa orang yang dianggap jodoh itu sudah menjadi jodoh orang lain dan berkeluarga. Siapapun itu pasti tidak mau keluarganya sendiri berantakan karena kehidupan yang tidak harmonis dan diganggu oleh orang lain. Bayangkan kalau itu keluarga kita sendiri, pasti kita juga tidak mau. 

Jadi harusnya diingat betul prinspi ini, bahwa jikalau pun terjadi perceraian dan menikah dengan suami mantan orang lain itu, pernikahan terasa tidak berkah karena hasil dari mengganggu rumah tangga orang lain. Belum juga tetangga yang mencibir juga keluarga yang pastinya tidak setuju dengan apa yang terjadi.

Bahwa Nabi Muhammad Saw. Tidak Meridhai

Hal penting yang patut dipegangi bahwa Nabi Muhammad Saw. pun mengancam bahwa orang yang mengganggu rumah tangga orang itu bukan bagian dari umat Nabi Muhammad Saw. Hal ini berarti sebagai ancaman dengan bahasa yang cukup halus dengan tidak mengatakan bahwa orang yang mengganggu itu adalah orang dalam kelompik selain mukmin dan muslim.

Bahkan jika karena gangguan itu terjadi hal-hal yang diharamkan, misalnya selingkuh hingga melakukan zina, maka dosanya jelas akan berlipat ganda dan siksa yang menunggu sangatlah berat. Jadi sebaiknya kita lebih berhati-hati jika menganggap jodoh kita yang ternyata adalah suami atau istri orang.

Menjaga Hati Agar Tidak Terjerumus Dalam Kesalahan

Tindakan selanjutnya adalah agar diri kita tidak terjerumus dalam kesalahan yang hubungannya mencintai seseorang yang sudah menjadi suami atau istri orang lain, dimana kita bahkan menganggapnya sebagai jodoh adalah dengan melaksanakan hal-hal berikut ini:

Senantiasa Berdoa dan Berdzikir kepada Allah

Allah adalah Dzat yang membolak balikkan hati. Adanya cinta yang datang tanpa kuasa kita merupakan perasaan yang sulit untuk dihindari. Bahkan perasaan sampai menganggap jodoh orang lain sebagai jodoh kita. Maka salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak dzikir dan doa. 

Adapun doa yang bisa dibaca adalah doa umum semampu kita agar kita terhindar dari kesalahan dan kesesatan. Dan doa yang bisa dibaca agar kita terhindar dari kesalahan ini di antaranya adalah doa berikut:
 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

 ‘Ya Muqollibal Quluubi Tsabbit Qolbiy ‘Alaa Diinika’.
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” 
Dengan berdoa dan memiliki niatan yang kuat, kita pasti bisa terhindar dan terlindungi dari hal-hal yang menyesatkan.

Menjaga Pergaulan

Salah satu faktor utama dalam masalah percintaan sebenarnya adalah pergaulan. Bisa jadi anda bekerja di tempat yang sama, satu kantor sehingga senantiasa bertemu dengan orang yang anda anggap sebagai jodoh. Lalu beberapa kegiatan kantor mengharuskan anda untuk sering bertemu dengannya sehingga lama-lama muncul rasa nyaman dan simpati. Dan akhirnya jika berlanjut akan muncul perasaan yang lebih jauh. 

Maka untuk mengatasinya sebenarnya harus mulai dari diri sendiri dengan menjaga diri dari pergaulan yang sebenarnya bermula dari tempat kerja atau tugas. Lakukanlah pekerjaan semestinya yang diperlukan saja. Jangan berlebihan dalam memberikan perhatian, karena respon yang datang dari lawan jenis pun karena kita memberikan respon positif.

Menundukkan Pandangan dan Menjaga Aurat

Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga pandangan dan menjaga aurat. Jadi selain tidak boleh melihat aurat juga diperintahkan untuk menutup aurat agar orang lain tidak melihat. Tujuannya apa sebenarnya? Tujuan syariat ini tidak lain adalah untuk menjaga keharmonisan kehidupan orang lain.

Menganggap suami atau istri orang lain sebagai jodoh adalah dimulai dengan pandangan yang diperkuat dengan tidaknya menutup aurat. Akhirnya muncul ketertarikan hingga akhirnya bisa berakhir pada hancurnya rumah tangga.

Post a Comment