Pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, sehingga nilai-nilai kearifan masyarakat dimanapun bangsa atau masyarakat itu berada pasti akan menilai betapa luhurnya sebuah pendidikan. Tak pelak pula dalam agama Islam, pendidikan menempati urutan pertama dalam mengolah sosok manusia agar bisa menjadi sosok sempurna sehingga bisa menjalankan tugasnya sebagai manusia dengan seutuhnya.

Oleh karenanya, kata-kata tentang ilmu, berfikir, dan pengetahuan akan banyak menghiasi ajaran-ajaran Islam. Bahkan dalam penciptaan manusia pertama yaitu nabi Adam, digambarkan bahwa Adam adalah sosok yang berbeda dan lebih unggul daripada malaikat. Apa yang membedakannya? Tidak lain adalah karena ilmu yang dimiliki oleh Adam As.

Pendidikan itu pun cabangnya sangat banyak sekali. Dan salah satu cabang utama dalam pendidikan adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membentuk kebiasaan baik pada anak didik sejak dini. Dalam bentuk lain, pendidikan karakteri digambarkan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk meleksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil atau manusia yang sempurna. Pendidikan karakter secara umum mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berprilaku yang mampu membantu individu untuk hidup dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan karakter memiliki banyak sumber sebagai acuan dalam berkarakter, dimana salah satunya adalah kearifan nilai-nilai lokal yang terkumpul dalam budaya dan kultur sebuah masyarakat yang bangsa. Adapun bagi seorang muslim, maka pendidikan karakter bersumber pada al-Quran dan hadis, karena keduanya adalah sumber utama dalam berkehidupan secara baik dan benar sesuai dengan perintah Allah. 

Menggali Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Quran dan Hadis

Untuk menggali konsep-konsep dalam al-Quran dan hadis, maka kita perlu mencari padanan kata kunci yang bisa mewakili konsep yang hendak kita telaah dan teliti. Meskipun tidak sama penuh tapi kurang lebih kita bisa mencari sebuah konsep dengan kata yang hampir setara atau paling tidak mewakili dari konsep itu. Dengan menggunakan kata kunci kebiasaan baik, maka kita bisa mencari konsep pendidikan karakter dalam perspektif al-Quran dengan “akhlak yang baik” atau “moral”. 

Akhlaq sendiri merupakan bentuk jamak dari khuluq yang menurut bahasa diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak digambarkan sebagai sebuah watak yang bertindak secara langsung dan otomatis tannpa sadar dan tanpa proses berpikir sebelumnya. Contoh akhlak adalah, ketika melihat sampah di jalan, maka tanpa berpikir tangan langsung mengambil sampah itu dan memasukkan pada tempatnya. Contoh lain adalah ketika seseorang terjatuh, maka ia tanpa sadar langsung mengucapkan innalillahi, dan seterusnya.
Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Quran dan Hadis

Sebenarnya, pendidikan karakter dan pendidikan akhlak itu memiliki kesamaan yang sangat erat yaitu untuk menjadikan manusia lebih baik. Adapun pendidikan karakter ini pedomannya bersumber pada nilai-nilai kebaikan universal (nilai-nilai kehidupan yang baik atau buruknya diakui oleh seluruh umat manusia) yang terbentuk melalui kebiasaan turun temurun dari kultur dan adat masyarakat itu sendiri.

Namun dalam ajaran Islam, nilai baik dan buruk itu diukur dari al-Quran dan hadis sebagai sumber pedoman utama. Dan pada akhirnya pun ajaran Islam adalah agama yang juga mengandung nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh seluruh umat manusia dimanapun mereka berada. Oleh karenanya, bisa kita simpulkan bahwa al-Quran dan hadis pun perlu dijadikan rujukan dalam pendidikan karakter karena sama-sama mengusung nilai kebaikan dalam kehidupan manusia. Berikut ini adalah konsep dan ajaran tentang pendidikan karakter yang diungkap dalam perspektif al-Quran dan hadis. 

Pendidikan Karakter dalam Perspektif Quran

Menurut pemikir Islam modern yang kenamaan yaitu Fazalur Rahman, dalam al-Quran ada banyak surat yang membahas tentang pendidikan moral yang terkumpul dalam beberapa ayat Al-Quran. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas beberapa ayat itu secara lebih mendetail agar bisa lebih mudah dipahami. Dan salah satu ayat yang terkait dengan pendidikan akhlak adalah Surah Al-Baqarah, ayat 83 berikut ini:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 83)

Ayat di atas secara umum berisi tentang perintah untuk berbuat baik kepada beberapa orang yang secara eksplisit jelas disebutkan. Mereka adalah kedua orang tua, kerabat, anak yatim, dan orang miskin. Selain berbuat baik dengan perbuatan atau aksi, ayat di atas juga memerintahkan untuk senantiasa berkata baik saat berkomunikasi atau berbicara dengan manusia secara umum.

Poin untuk melaksanakan perintah kebaikan sebagaimana hal di atas tentunya sejalan dengan tujuan dari pendidikan karakter yang mana konsepnya telah kita telaah sebelumnya, yaitu memiliki nilai kebaikan bagi masyarakat dan bangsa. Tentunya berbuat baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim dan orang miskin adalah bentuk dari nilai berbuat baik kepada masyarakat, dan secara umum kepada bangsa.

Ayat lain yang juga terkait dengan anjuran berakhlak mulia atau berkarakter mulia adalah Surah Al-Baqarah ayat 195 berikut ini.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 195).
Membelanjakan dan menginfakkan harta dijalan Allah adalah salah satu bentuk kebaikan, dimana infak itu juga bisa diartikan sebagai nafakah untuk membantu orang lain yang berada dalam kesulitan. Hal ini adalah salah satu poin dalam pendidikan karakter berbasis al quran.

Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwa ayat di atas juga berisi larangan untuk menjerumuskan diri dalam at-tahlukah (kerusakan), yaitu adzab Allah. Kemudian pembahasan nafakah dan menjaga diri dari adzab Allah tersebut disusul dengan perintah berbuat baik. Dan perintah berbuat baik ini, dalam Tafsir Ibn Katsir dikatakan sebagai maqamat atau kedudukan ketaatan yang paling tinggi. Manusia diperintahkan untuk berbuat baik, berarti segala bentuk perbuatan baik yang tidak terbatas asal sesuai dengan koridor al-Quran dan hadis.

Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Hadis

Setelah cukup membahas beberapa konsep pendidikan karakter menurut al-Quran, kali ini kita akan membahas tentang konsep pendidikan karakter menurut hadis. Jika kita runut dalam beberapa riwayat hadis, ada banyak hadis yang membahas tentang akhlak yang mulia. Hal ini seakan mengisyaratkan bahwa akhlak yang mulia adalah hal utama yang harus dimiliki setiap pribadi muslim.

Bahkan dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa agar terbentuknya akhlak yang mulia merupakan salah satu maksud dan tujuan diutusnya nabi Muhammad Saw. oleh Allah SWT ke tengah-tengah umat manusia. Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (H.R. Ahmad).
Hadis di atas memiliki kandungan akan pentingnya akhlak yang mulia atau moral yang baik atau karakter yang mulia. Dan pendidikankarakter menempati posisi yang sangat signifikan yaitu sesuatu yang sangat penting dalam Islam. Sampai-sampai, Rasulullah SAW sendiri menyatakan bahwa salah satu sebab beliau diutus oleh Allah SWT adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter memiliki dasar argumentasi yang jelas dalam hadis-hadis nabawi dan memiliki signifikasi yang jelas pula.

Ada banyak sekali kebaikan yang diajarkan oleh akhlak Nabi Muhammad Saw. Salah satu akhlak baik yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. adalah bahwa nabi adalah sosok yang baik hati dan tak memiliki keberatanpun dalam memberi dan membantu manusia lainnya. Dalam hadis disebutkan:


مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الإسْلامِ شَيْئًا إلا أعْطَاهُ. قَالَ: فَجَاءَه رَجُلٌ (وفي رواية : سأل النبي صلى الله عليه وسلم غنما بين جبلين) فَأعْطَاهُ غَنمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَاقَوْمِ، أسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِى عَطَاءً لا يَخْشَى الْفَاقَةَ
“Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diminta sesuatu –demi untuk masuk Islam- kecuali Rasulullah berikan. Maka datang seseorang (dalam riwayat yang lain : Orang ini meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kambing sepenuh lembah diantara dua gunung) maka Nabi memberikan kepadanya kambing sepenuh lembah, lalu iapun kembali kepada kaumnya dan berkata, “Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam, sesungguhnya Muhammad memberi pemberian tanpa takut kemiskinan sama sekali” (HR Muslim no 2312)
Itulah ulasan mengenai konsep pendidikan karakter dalam perspektif al-Quran dan hadis. Jika kita telusuri lebih lanjut, maka kita akan menemukan bahwa konsep pendidikan karakter sejalan dan bahkan lebih dalam diulas dalam al-Quran maupun hadis sebagai pedoman berkehidupan umat Islam. Kebaikan dalam al-Quran dan hadis ini tentu patut kita telaah dan ajarkan konsepnya kepada anak didik agar bisa terealisasikan secara baik untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter anak.

Post a Comment