Kalau kalian datang ke Turki, kalian bakalan kaget dengan gaya minum teh orang Turki yang kalau dalam bahasa Jawa bisa disebut ora umu, alias tidak umu. Anda ketika datang pertamakali dan mengetahui bagaimana orang Turki minum teh bakalan terkagum-kagum.
Bukan kagum pada cara minumnya, bukan kagum sama tehnya, bukan kagum sama gelas yang mungil nan melengkung cantik, tapi kagum sama kebiasaan minumnya. Orang Turki suka minum teh sehari bisa sampai 20 gelas, dan itu rata-rata semua orang. Mulai orang dewasa, remaja, tua muda, laki perempuan semuanya gila minum teh.
Di jalan-jalan kalian bakalan mudah menemukan warung-warung teh. Atau orang yang ngeteh sambil berdiri dan ngobrol dengan kawan-kawannya. Sruput ngomong, sruput ngomong lagi. Dan yang lebih gila lagi, mereka suka teh yang panas mongah-mongah.
Kalau kita minum teh kan biasanya nunggu agak dingin. Orang Turki tidak seperti itu, bahkan sebelum teh dituangkan di gelas, gelasnya harus diberi air panas dan digoyang-goyangkan agar air panasnya mengenai seluruh teh.
Aku penasaran mengapa abla (berarti mbak, panggilanku untuk mbak kantin) menggoyang-goyangkan air panas dulu, lalu air panas itu dibuang dan baru diberi teh dan diseduh air panas lagi. Jawabannya adalah, supaya semua panas, gelasnya panas, tehnya panas, jadi rasanya nikmat. Jujur saja ya, walaupun gelasnya tidak diberi air panas dulu, tehnya itu sudah puanas merona, yang bisa bikin melocot lidah.
Tapi katanya, kalau semua tidak panas maka orang Turki tidak suka. Jadi saat panas itu mereka langsung seruput. Suatu ketika mereka tanya pada kangdidik.com, mengapa tehnya tidak diminum? Jawabku, nunggu dingin dulu. Lah teh kok nunggu dingin. Beda kultur budaya beda kekebalan lidah mungkin ya, jadi orang Turki mungkin lidahnya sudah tebal jadi sepanas apapun tuh barang malah lezat nikmat katanya.
Pernah kangdidik baru pegang teh yang panas, tapi karena kepanasan ya ndk jadi dibawa, nunggu dingin. Eh ablanya dengan santainya memegang gelas dan membawakan tehku. Wah-wah, tirakatku kurang sakti gumamku.
Kembali mengapa orang Turki suka minum teh? Salah satu jawabannya karena kultur mereka seperti itu. Sejak dulu memang orang Turki suka minum teh. Tapi ada sebuah cerita menarik yang disebut-sebut penyebab kenapa orang Turki minum Teh.
Pada suatu hari ada seorang guru yang terkenal alim dengan nama Hoca Ahmet Yesevi, Hoca berarti guru atau kyai kalau di Indonesia. Lalu ada tamu yang datang ke rumah beliau untuk memohon doa agar keinginannya tercapai. Setelah itu disajikan teh panas dan ketika tamu itu meminumnya, konon segala rasa capek hilang dan seakan teh itu adalah obat. Lalu Hoca Ahmet berdoa, “Hastalarınıza bundan içirin ki şifa bulsunlar” (Berilah minum teh untuk orang-orang yang sakit dari kalian, semoga mereka mendapatkan penyembuhan).
Setelah itu, konon orang-orang Turki banyak meminum teh, dan sampai sekarang bahkan orang-turki sangat suka minum teh hingga bergelas-gelas sehari.
Bukan kagum pada cara minumnya, bukan kagum sama tehnya, bukan kagum sama gelas yang mungil nan melengkung cantik, tapi kagum sama kebiasaan minumnya. Orang Turki suka minum teh sehari bisa sampai 20 gelas, dan itu rata-rata semua orang. Mulai orang dewasa, remaja, tua muda, laki perempuan semuanya gila minum teh.
Di jalan-jalan kalian bakalan mudah menemukan warung-warung teh. Atau orang yang ngeteh sambil berdiri dan ngobrol dengan kawan-kawannya. Sruput ngomong, sruput ngomong lagi. Dan yang lebih gila lagi, mereka suka teh yang panas mongah-mongah.
Kalau kita minum teh kan biasanya nunggu agak dingin. Orang Turki tidak seperti itu, bahkan sebelum teh dituangkan di gelas, gelasnya harus diberi air panas dan digoyang-goyangkan agar air panasnya mengenai seluruh teh.
kenapa orang turki suka minum teh? |
Aku penasaran mengapa abla (berarti mbak, panggilanku untuk mbak kantin) menggoyang-goyangkan air panas dulu, lalu air panas itu dibuang dan baru diberi teh dan diseduh air panas lagi. Jawabannya adalah, supaya semua panas, gelasnya panas, tehnya panas, jadi rasanya nikmat. Jujur saja ya, walaupun gelasnya tidak diberi air panas dulu, tehnya itu sudah puanas merona, yang bisa bikin melocot lidah.
Tapi katanya, kalau semua tidak panas maka orang Turki tidak suka. Jadi saat panas itu mereka langsung seruput. Suatu ketika mereka tanya pada kangdidik.com, mengapa tehnya tidak diminum? Jawabku, nunggu dingin dulu. Lah teh kok nunggu dingin. Beda kultur budaya beda kekebalan lidah mungkin ya, jadi orang Turki mungkin lidahnya sudah tebal jadi sepanas apapun tuh barang malah lezat nikmat katanya.
Pernah kangdidik baru pegang teh yang panas, tapi karena kepanasan ya ndk jadi dibawa, nunggu dingin. Eh ablanya dengan santainya memegang gelas dan membawakan tehku. Wah-wah, tirakatku kurang sakti gumamku.
Kembali mengapa orang Turki suka minum teh? Salah satu jawabannya karena kultur mereka seperti itu. Sejak dulu memang orang Turki suka minum teh. Tapi ada sebuah cerita menarik yang disebut-sebut penyebab kenapa orang Turki minum Teh.
Pada suatu hari ada seorang guru yang terkenal alim dengan nama Hoca Ahmet Yesevi, Hoca berarti guru atau kyai kalau di Indonesia. Lalu ada tamu yang datang ke rumah beliau untuk memohon doa agar keinginannya tercapai. Setelah itu disajikan teh panas dan ketika tamu itu meminumnya, konon segala rasa capek hilang dan seakan teh itu adalah obat. Lalu Hoca Ahmet berdoa, “Hastalarınıza bundan içirin ki şifa bulsunlar” (Berilah minum teh untuk orang-orang yang sakit dari kalian, semoga mereka mendapatkan penyembuhan).
Setelah itu, konon orang-orang Turki banyak meminum teh, dan sampai sekarang bahkan orang-turki sangat suka minum teh hingga bergelas-gelas sehari.
Post a Comment