Kitab Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Matsur ini merupakan kitab tafsir yang tebal, bahkan dimasukkan dalam daftar kitab-kitab tafsir berukuran besar. Kitab ini dikarang oleh Imam Jalaluddin Al-Suyuti.
Sesuai namanya, kitab tafsir ini merupakan kitab tafsir berjenis bil Ma'tsur atau yang bersumber dari al-Quran maupun riwayat dari Nabi, Sahabat dan Tabiin. Kitab ini diringkas dengan cara menuliskan teks atau matan hadis-hadis dan membuang sanad atau jalur periwayatannya.
Bisa dibilang bahwa kitab Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Matsur adalah kitab tafsir yang mengumpulkan riwayat-riwayat saja dimana Imam Suyuti tidak menyebutkan pemikiran atau ra'yinya baik dalam bentuk kalimat atau paragraf yang jelas. Imam Suyuti seakan-akan berusaha secara penuh untuk mengumpulkan hadis-hadis dari Rasulullah berkenaan tafsir dari ayat juga dari ucapan para sahabat dan tabiin.
Sesuai namanya, kitab tafsir ini merupakan kitab tafsir berjenis bil Ma'tsur atau yang bersumber dari al-Quran maupun riwayat dari Nabi, Sahabat dan Tabiin. Kitab ini diringkas dengan cara menuliskan teks atau matan hadis-hadis dan membuang sanad atau jalur periwayatannya.
Metode Tafsir Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Matsur
Imam Suyuti mengumpulkan dalam kitabnya segala riwyaat yang berasal dari sahabat dan tabiin mengenai penafsiran ayat-ayat al-Quran. Selain itu dirinya juga mengumpulkan riwayat-riwayat dari kitab-kitab hadis sahih dan kitab sunan juga kitab-kitab hadis yang lain.Seluk Belum dan Metode Kitab Tafsir Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Matsur |
Beliau menghapus sanad atau jalur rawi dari hadis untuk meringkas penulisan tafsir Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Ma'tsur ini. Kitab ini juga merupakan ringkasan dari kitab Imam Suyuti yang berjudul Turjumanul Quran yang didalamnya banyak menyebutkan hadis-hadis yang marfu mauquf dengan disertai sanad atau jalur riwayat yang konon bilangannya mencapai 17 ribu hadis.
Bisa dibilang bahwa kitab Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Matsur adalah kitab tafsir yang mengumpulkan riwayat-riwayat saja dimana Imam Suyuti tidak menyebutkan pemikiran atau ra'yinya baik dalam bentuk kalimat atau paragraf yang jelas. Imam Suyuti seakan-akan berusaha secara penuh untuk mengumpulkan hadis-hadis dari Rasulullah berkenaan tafsir dari ayat juga dari ucapan para sahabat dan tabiin.
Contoh Penafsiran Kitab Tafsir Addurr al-Mansur fi Tafsir bil Matsur
يقول فى قول الله تعالى : إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
« أخرج ابن جرير عن ابى حاتم عن ابن عباس فى قوله : « إياك نعبد » ويعنى إياك نوحد وتخاف ونرجو ربنا لا غيرك ، « وإياك نستعين » على طاعتك وعلى أمورنا كلها ، وأخرج وكيع الفرياني عن ابن رزين قال سمعت عليا قرأ هذا الحرف كان قرشيا عربيا فصيحا « إياك نعبد وإياك نستعين » اهدنا ، برفعهما جميعا
Dari contoh penafsiran di atas, setelah menyebutkan sebuah ayat lalu disebutkan riwayat yang menjelaskan tentang ayat tersebut.
Kata Iyyaka Na'budu berarti hanya kepada Engkaulah kami mengesakan dan kami menginginkan Engkau sebagai Tuhan kami, bukan pada yang lain.
Iyaaka Nastain berarti Hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan untuk taat kepada-Mu atas segala perintah-Mu.
Post a Comment