Berjalan-jalan ke luar negeri kalau tidak mengunjungi pasarnya tak akan lengkap. Terutama pasar tradisionalnya. Di Negara Turki sendiri meskipun sudah banyak sekali pasar-pasar modern dengan sistem mal atau gedung-gedung bagus, namun tetap saja pasar tradisional menjadi incaran para pemburu barang murah dan pasar ini tentu banyak dikunjungi oleh banyak masyarakat lokal.
Pasar tradisional dengan sistem tempat terbuka, bisa ditemui di beberapa tempat di Turki. Pasar ini biasanya hanya buka pada hari-hari tertentu, terutama hari Sabtu dan Minggu yang dalam bahasa lokal disebut dengan Hafta Sonu atau Akhir Pekan.
Di Turki hari kerja hanya Senin sampai Jumat saja, dan hari Sabtu Minggu adalah hari libur untuk instansi negara dan kebanyakan instansi swasta, baik pabrik maupun tempat usaha lainnya.
Jadi bisa dibilang, pasar tradisional semacam ini bisa meriah karena memang hari Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk belanja. Hari Minggu sendiri dalam bahasa Turki disebut dengan Pazar yang artinya pasar. Hal ini salah satunya karena orang-orang belanja pada hari itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk hari-hari berikutnya.
Bisa dibilang orang Turki punya kebiasaan belanja satu waktu untuk satu minggu. Kebiasaan belanja semacam ini karena makanan yang mereka konsumsi adalah sejenis yogurt, butter, margarin, sosis, keju, dan beberapa jenis makanan awet lainnya. Namun sesuai dengan berjalannya waktu dengan munculnya market waralaba model belanja dengan sistem modern pun juga diadopsi oleh masyarakat setempat.
Pasar yang kami datangi ini bertempat di dekat pusat kota di Konya. Agak dekat dengan makam Jalaluddin Arrumi. Lokasinya berada di dekat pusat perbelanjaan tertutup dan dekat dengan terminal lama. Dimana-mana memang pusat perbelanjaan tradisional pasti dekat dengan terminal dan tempat publik lainnya.
Buah-buahan di pasar tradisional Turki ini bisa dibilang bermacam-macam berupa buah-buahan yang biasa ditemui di Turki. Mulai buah apel, zaitun, pisang, jeruk, kiwi dan lain sebagainya. Buah-buahan ini bagi orang Indonesia tentu menggoda selera karena di Indonesia harganya mahal.
Di pasar ini semua barang-barang bisa dibilang super murah. Sebut saja apel merah sekilo harganya 5000. Bisa dibilang sangat murah dibandingkan dengan di Indonesia, karena memang komoditas wilayah ini adalah apel.
Buah-buahan yang mahal jika di Indonesia di sini berbanding terbalik. Pisang yang di Indonesia murah disini bisa sangat mahal, terutama kalau pisangnya pisang impor.
Beragam sayuran pun tersedia misalnya sawi, bayam, daun bawang, terong, bawang bombay, dan lain-lain. Terlihat segar karena sepertinya baru dipanen dari kebun.
Para pedagang menjejer barangnya secara rapi, entah itu buah atau barang lainnnya seperti sepatu. Kalau untuk barang seperti baju dan pakaian biasanya kalau obral seperti di Indonesia, ditempatkan di tempat yang acak dan semua orang bisa memilih.
Tak hanya pakaian dan sayur mayur. Barang seperti elektronik atau peralatan rumah tangga pun banyak dijual murah. Ada juga barang bekas yang kalau pintar memilih bisa mendapatkan barang bagus dengan harga yang tentunya sangat terjangkau.
Lapak biasanya seperti papan yang dipasang dengan roda tiga. Bukan untuk menghindari satpol PP biar bisa lari cepat kalau ada razia, tapi memang untuk mempermudah dalam ngangkut barang karena memang tempat ini adalah tempat resmi yang memang digunakan untuk jualan mungkin sejak puluhan tahun yang lalu.
Sang bapak sedang menunggu dagangan taplak meja dan apa entah itu. Semua ditumpuk dalam satu lapak dan tinggal teriak-teriak nunggu pengunjung yang jumlahnya membludak sejak pagi hingga sore di hari Sabtu dan Minggu.
Barang-barang lain yang umum seperti tasbeh, parfum, peralatan pertukangan, sepeda bekas baru, korek api, charger, handphone bekas, beragam kunci dan beragam alat-alat perkakas lainnya. Jika membeli di toko atau market bakalan lebih mahal harganya.
Pasar tradisional dengan sistem tempat terbuka, bisa ditemui di beberapa tempat di Turki. Pasar ini biasanya hanya buka pada hari-hari tertentu, terutama hari Sabtu dan Minggu yang dalam bahasa lokal disebut dengan Hafta Sonu atau Akhir Pekan.
Di Turki hari kerja hanya Senin sampai Jumat saja, dan hari Sabtu Minggu adalah hari libur untuk instansi negara dan kebanyakan instansi swasta, baik pabrik maupun tempat usaha lainnya.
Jadi bisa dibilang, pasar tradisional semacam ini bisa meriah karena memang hari Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk belanja. Hari Minggu sendiri dalam bahasa Turki disebut dengan Pazar yang artinya pasar. Hal ini salah satunya karena orang-orang belanja pada hari itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk hari-hari berikutnya.
Bisa dibilang orang Turki punya kebiasaan belanja satu waktu untuk satu minggu. Kebiasaan belanja semacam ini karena makanan yang mereka konsumsi adalah sejenis yogurt, butter, margarin, sosis, keju, dan beberapa jenis makanan awet lainnya. Namun sesuai dengan berjalannya waktu dengan munculnya market waralaba model belanja dengan sistem modern pun juga diadopsi oleh masyarakat setempat.
Meriahnya Pasar Tradisional di Turki
Banyak sekali barang yang dijual di pasar buka tradisional di Turki. Mulai buah-buahan, sayur mayur, baju, celana, sepatu, kaus, peralatan rumah tangga, barang-barang bekas, makanan, dan masih banyak lagi. Bisa dibilang sama persis dengan pasar tradisional di Indonesia.
Pasar yang kami datangi ini bertempat di dekat pusat kota di Konya. Agak dekat dengan makam Jalaluddin Arrumi. Lokasinya berada di dekat pusat perbelanjaan tertutup dan dekat dengan terminal lama. Dimana-mana memang pusat perbelanjaan tradisional pasti dekat dengan terminal dan tempat publik lainnya.
Buah-buahan di pasar tradisional Turki ini bisa dibilang bermacam-macam berupa buah-buahan yang biasa ditemui di Turki. Mulai buah apel, zaitun, pisang, jeruk, kiwi dan lain sebagainya. Buah-buahan ini bagi orang Indonesia tentu menggoda selera karena di Indonesia harganya mahal.
Di pasar ini semua barang-barang bisa dibilang super murah. Sebut saja apel merah sekilo harganya 5000. Bisa dibilang sangat murah dibandingkan dengan di Indonesia, karena memang komoditas wilayah ini adalah apel.
Buah-buahan yang mahal jika di Indonesia di sini berbanding terbalik. Pisang yang di Indonesia murah disini bisa sangat mahal, terutama kalau pisangnya pisang impor.
Pisang di Turki hanya bisa tumbuh di daerah suhu hangat di wilayah Turki bagian selatan dan barat dekat laut. Pisang dari daerah ini bisa jadi lebih murah daripada pisang impor.
Beragam sayuran pun tersedia misalnya sawi, bayam, daun bawang, terong, bawang bombay, dan lain-lain. Terlihat segar karena sepertinya baru dipanen dari kebun.
Para pedagang menjejer barangnya secara rapi, entah itu buah atau barang lainnnya seperti sepatu. Kalau untuk barang seperti baju dan pakaian biasanya kalau obral seperti di Indonesia, ditempatkan di tempat yang acak dan semua orang bisa memilih.
Tak hanya pakaian dan sayur mayur. Barang seperti elektronik atau peralatan rumah tangga pun banyak dijual murah. Ada juga barang bekas yang kalau pintar memilih bisa mendapatkan barang bagus dengan harga yang tentunya sangat terjangkau.
Lapak biasanya seperti papan yang dipasang dengan roda tiga. Bukan untuk menghindari satpol PP biar bisa lari cepat kalau ada razia, tapi memang untuk mempermudah dalam ngangkut barang karena memang tempat ini adalah tempat resmi yang memang digunakan untuk jualan mungkin sejak puluhan tahun yang lalu.
Sang bapak sedang menunggu dagangan taplak meja dan apa entah itu. Semua ditumpuk dalam satu lapak dan tinggal teriak-teriak nunggu pengunjung yang jumlahnya membludak sejak pagi hingga sore di hari Sabtu dan Minggu.
Barang-barang lain yang umum seperti tasbeh, parfum, peralatan pertukangan, sepeda bekas baru, korek api, charger, handphone bekas, beragam kunci dan beragam alat-alat perkakas lainnya. Jika membeli di toko atau market bakalan lebih mahal harganya.
Post a Comment